Translate

Jumat, 13 Juni 2014


Best, you are my everything. Kita tau kalo kita udah sahabatan dari kelas 8 dan sekarang kita udah sama2 mau naik kelas 12. Kalo diitung2 kita udah 4 tahun'an mau 5 tahun sahabatan. Kita juga tau kalo persahabatan yang lebih dari 7 tahun insya Allah bakal bertahan selamanya. Aamiin!! Kita harus pertahanin persahabatan kita ini guys. Yah, walaupun diantara kita kadang ada yang suka ngilang sendiri2, tapi kita tetep usaha'in buat ngumpul walaupun jarang. Awalnya kita bentuk ada 5 orang, tapi seiring berjalannya waktu, kalian tau sendiri kan personilnya hilang dan akhirnya tinggal kita bertiga. Aku minta maaf kalo aku sering gak perhatian sama kalian, tapi aku nggak maksud apa-apa. Yah, tau sendiri kan kita punya kesibukan sendiri-sendiri. Pokoknya kalian best friend banget ({}) :* - Hafshah dan Rica - ^^

Jumat, 31 Januari 2014

Thank You :)



Part 2
“Ka, beliin makana di toko depan dong. Cepetan !” teriak Irghi dari dalam kamarnya.
“Ih ogah ah..beli aja sendiri!” jawab Iska dengan teriak juga.
“Tolonglah, lagi sibuk nih” kata Irghi lagi.
“Dibilang nggak mau ya nggak mau” jawab Iska ketus. “Lagian kenapa nggak beli sendiri aja sih, Cuma di depan rumah doang” gerutu Iska.
Tingtong.... Terdenagr suara bel.
“Ghi bukain tuh. Siapa yang dateng?” suruh Iska.
“Kamu aja sana. Kan uda aku bilang aku lagi sibuk!” jawab Irghi.
“Dasar, sok sibuk lo!” timpal Iska. Iska pun beranjak dari kegiatannnya dan turun untuk melihat siapa yang datang.
“Eh kamu Sa? Ada apa ?” tanya Iska setelah melihat yang datang adalah Sasa.
“Nggak papa, Cuma pingin main aja. Abisnya boring di rumah hehe..” jawab Sasa.
“Oh.. Yaudah yuk masuk !” ajak Iska. Mereka pun pergi ke kamar Iska.
“Yaudah yuk masuk !” ajak Iska. Merkapun pergi ke kamar Iska.
“Ka, siapa yang dateng?” tanya Irghi setelah sampai di depan pintu kamar Iska. “Oh, temenmu. Yaudah !” kata Irghi lagi dan kembali ke kamarnya.
“Dasar aneh!” gumam Iska pada Sasa.
“Ka, itu siapa?”
“Oh, itu kakak ku yang pernah aku ceritain dulu.”
“Yang kamu bilang sok keren dan sok wow itu?” tanya Sasa.
“Iya. Beneran kan ? Sok keren banget tuh orang!” jawab Iska.
“Enggak kali Ka, dia emang keren” kata Iska malu-malu. Iska menatap Sasa curiga.
“Ke..kenapa Ka?” kata Sasa gagap.
“Jangan bilang kamu suka sama dia?” tanya Iska penuh selidik.
“Eng..nggak kok Ka. Siapa juga yang suka sama dia” jawab Sasa gugup.
“Enelan ? Mi apah ?” goda Iska dengan logat alay.
“Se..swear deh Ka!”
“Bruahahaha...sumpah Sa mukamu gokil abis. Liat mukamu berubah pucet gitu bikin geli Sa sumpah..haha” ledek Iska sambil memegangi perutnya karena tak tahan lagi tertawa.
“Aah..resek lo Ka! Ngerjain aku ya?” tanya Sasa kesal.
“Iya iya sorry. Abis mukamu lucu banget kalo lagi kayak tadi’ jawab Iska masih menahan tawanya. Sasa memanyunkan  bibirnya. “Lagian no problem kali Sa kalo kamu suka sama Irghi. Aku setuju kok. Sebenernya dia abis putus sama pacarnya gara-gara pacarnya ketahuan selingkuh. Siapa tahu kamu bisa buat dia lupain mantannya itu. Kasian dia” kata Iska serius.
“A..aku nggak suka kok Ka. Beneran deh!” kata Sasa sedikit berbohong.
“Aduh Sa, aku tu udah kenal  kamu lama. Jadi aku tahu gimana sikapmu kalo lagi suka sama seseorang. Dan sikap mu tu sama waktu dulu kamu suka sama Angga anak X 11” kata Iska meyakinkan.
“Yah aku berharap sih kamu bantu dia buat lupain mantannya yang kurang ajar itu.”
“Tapi Ka..” kata-kata Sasa terpotong.
“Udah-udah aku dukung kok” kata Iska semangat.
***
Hari ini di sekoalh ada pemilihan organisasi. Dimana murid-murid bebas memilih organisasi yang mereka sukai. Ada beberapa organisasi yang ada, yaitu kesenian (band, teater), LBB, Sastra, Jurnalistik, dan masih banyak lagi. Iska dan Sasa memutuskan untuk tidak mengikuti organisasi yang sama, karena memang minat mereka berbeda. Iska suka sesuatu yang berbau musik sehingga dia memilih untuk ikut band. Sedangkan Sasa, ia lebih suka dengan hal yang berbau karangan sehingga dia masuk ke organisasi satra.
“Hai Iska!” sapa Leo anak kelas X 12.
“Oh, hai. Siapa ya?” tanya Iska bingung karena ia tak merasa mengenal cowok ini. Secara ada 12 kelas di sekolah ini dan nggak mungkin Iska menghafal semua murid kelas X.
“Aku Leo anak X 12”
“Oh ada apa? Tanya Iska ramah.
“Emm kamu ikut organisasi band kan?” tanya cowok itu balik.
“Iya, emang kenapa?” tanya Iska.
“Gini, band kami kekurangan vokalist nih. Aku denger suaramu bagus, jadi kamu mau nggak gabung ke band kami?” tanya Leo.
“Emm gimana ya?” kata Iska tampak berfikir. “Aku pikir-pikir dulu kali ya?” jawab Isk akhirnya.
“Oke kalo gitu. Kalo udah ada jawabannya bilang ke aku ya?” kata Leo lagi.
“Oke sip” jawab Iska. Leo pun oergi meninggalkan Iska.

“Dooorr..,” teriak Sasa dari belakang.
“Ah kamu Sa, ngagetin aja deh” tukas Iska kesal.
“Hehehe sorry Ka sorry. Abisnya, ngapain sih kamu nelamun gitu? Awas kesambet loh” goda Sasa.
“Tadi ada cowok yang nawarin aku gabung  ke band-nya. Dan ternyata dia temen sekelas Ardhan” jawabnya.
“Terus kamu terima nggak tawarannya?”
“Aku sih belum jawab. Bingung” Iska mengernyitkan dahinya.
“Terima aja Ka. Lagian kamu belum dapet band kan semenjak masuk organisasi band?” ujar Sasa.
“Iya sih. Eh iya, dia kan temen sekelas Ardhan, mungkin aku bisa tanya ke dia kenapa akhir-akhir ini aku jarang liat Ardhan” kata Iska cepat.
“Oh iya Sa, soal Ardhan aku udah tahu kenapa kemarin dia nggak dateng ke ulangtahunmu” tukas Sasa.
“Kenapa emang ?” tanya Iska penasaran.
“Denger dari temennya sih dia kemarin jalan sama cewek di taman. Tapi-nya nggak tahu taman mana” jawab Sasa.
“Cewek ? Siapa ?” tanya Iska semakin penasaran.
“Nggak tahu, tapi denger-denger sih anak X 10” awab Sasa nggak yakin. “Kalo nggak salah namanya Nin..Nindy, ya namanya Nindy anak kelas X 10”
“Nindy?”
“Iya Nindy.”
“Yang mana sih orangnya?” tanya Iska penasaran.
“Kok aku ngerasa jealous ya Sa?”
“Sabar Ka, mungkin emang bukan jodohmu” kata Sasa menenangkan.
“Iya tapi dia tuh perhatian banget sama aku. Dia tu kayak nunjukin kalo dia tu juga suka sama aku. Jadi ngerasa diPHP-in aku Sa” kata Iska sambil meneteskan air mata.
“Udah Ka, cup cup. Masih banyak kok cowok yang lebih baik dari dia” kata Sasa mencoba ngehibur  Iska.
“Aku kecewa banget sama Ardhan Sa” Iska mengusap air matanya.
“Yaudah Ka, mending kita sekarang ke kantin aja. Laper nih aku, hehehe...” ajak Sasa dengan pupy eyes-nya.
Mereka pun pergi dan berjalan menuju kantin.

TBC (To Be Continue)

Thank You :)



Lanjutan part 1 ~>
“Ada apa kamu Iska ?” tanya Bu guru.
“Oh, enggak papa kok Bu” jawab Iska.
“Kalo gitu cepat kerjakan PR-mu di depan !” suruh Bu guru.
“I..iya Bu” jawab Iska gugup.
Akhirnya pelajaran matematika pun selesai. Iska hari ini tidak dijemput papanya karena papanya akan pulang malam bersama mamanya.
“Iska!” panggil seseorang.
“Eh..Oh kenapa Sa ?” tany Iska kepada orang itu yang ternyata adalah Sasa.
“Pulang bareng yuk !” ajak Sasa.
“Loh bukannya arah kita berlawanan?” tanya Iska lagi.
“Iya emang, tapi kebetulan aku mau ke toko yang ada di depan rumahmu itu loh” jawab Sasa. Di depan rumah Iska memang ada toko swalayan yang cukup besar. Jadi nggak salah lagi kalau Irghi sering menyuruhnya membelikan ini itu.
“Oh.. Oke deh “ jawab Iska akhirnya.
Mereka pun puang bersama.
“Eh Sa, kamu tahu kan si Ardhan ?” tanya Iska.
“Iya tahu, kenapa Ka ?” balas Sasa.
“Keren ya ? Kayaknya baik deh orangnya” kata Iska sambil senyum-senyum ngebayangin wajah Ardhan.
“Ciyee..Kamu suka ya Ka ?” goda Sasa.
“Ih apa sih kamu. Aku cuma kagum doang kok” kata Iska.
“Ah yang bener ?” goda Sasa lagi.
“Iya beneran deh. Tapi nggak tahu juga sih hehehe...”
“Tuh kan bener. Ciyee” goda Sasa. Mereka habiskan perjalanan pulang dengan bercanda.

Esoknya di sekolah, Iska dan Sasa jalan bersama menuju kelas.
“Eh Ka itu si Ardhan anak X 12 itu an ?” kata Sasa sambil menyenggol bahu Iska.
“Iya. Ngapain coba di ruang guru?”
“Nggak tahu juga “ jawab Iska geleng-geleng.
“Tapi Ka...” kalimat Sasa terpotong.
“Udah yuk masuk kelas! Udah masuk nih” ajak Iska. Mereka pun masuk ke kelas.
“Pagi anak0anak. Hari ini kita akan belajar tentang ikatan polar dan non polar.” Suara Pak Wawan guru kimia sudah terdengar.
“Aish pelajaran yang paling bikin ngantuk” celetuk Sasa.
“Iya..hoaaaamm “ Iska meng-iyakan. Nggak tahu kenapa pelajaran terasa begitu lama bagi Iska dan Sasa. Mungkin bagi murid-murid yang tidak menyukai pelajarna kimia merupakan hal yang sama.
Kriing....Bel istirahat menyelamatkan mereka. Pak Wawan mengakhiri pelajaran engan meninggalkan PR yang spontan langsung mendapat desahan dari para murid.
“Kenapa musti ada PR sih” desah Sasa.
“Mana belum ngerti lagi materinya” timpal Iska. “Yaudahlah mending ke kantin aja yuk ! Laper nih dari tadi gara-gaa tadi pelajaran Pak Wawan bikin mual” ajak Iska.
“Yaudah yuk” jawab Sasa.
Mereka pun pergi ke kantin. Di kantin Iska nggak sengaja bertemu dengan Ardhan, cowok kelas X 12 yang ditaksir Iska.
“Hai Ardhan !” sapa Iska dengan senyumnya.
“Oh..hai juga !” balas Ardhan dengan senyumnya juga.
“Sendirian aja ?” tanya Iska basa-basi.
“Iya nih, kamu ?” tanya Ardhan balik.
“Oh aku sama Sasa. Dia lagi beli minuman.”
“Owh, eh iya kamu Iska anak X 8 itu kan ?” tanya Ardhan.
“Iya, kok kamu tahu ?”
“Em tahu aja hehe...”
Sejak saat itu Iska dan Ardhan menjadi akrab bahkan sampai tuker-tukeran nomor handphone. Mereka jadi sering pergi bareng. Ardhan perhatian banget sama Iska sampai-sampai Iska berfikir bahwa Ardhan juga menyukainya. Iska nggak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Ardhan. Hingga sesuatu terjadi.
“Ka gimana ?Udah kamu undang semua kan?” tanya Sasa.
“Udah semua kok Sa” jawab Iska.
“Kamu nggak lupa ngundang Ardhan juga kan ?”
“Enggak kok, aku nggak lupa.”
“Trus dia di mana sekarang ? Udah jam segini kok belum dateng ?” tanya Sasa.
“Aku juga nggak tau, handphone-nya juga nggak aktif” kata Iska khawatir.
“Coba deh kamu telfon dia lagi” bujuk Sasa.
“Udah berkali-kali Sa” kata Iska sedih.
“Yaudah Ka, acara udah mau diulai tuh. Mendingan kita masuk aja!” ajak Sasa.
“Trus si Ardhan gimana?” tanya Iska lagi.
“Udahlah nggak papa dia pasti ngerti kok” hibur Sasa.
Acara tiup lilin pun dimulai. Hari ini adalah hari ulangtahun Iska yang ke-16. Orang yang paling Iska tunggun-tunggu adalah Ardhan, orang yang selama ini dia suka. Rencananya setelah acara selesai, Iska mau mengungkapkan yang sebenernya kepada Ardhan. Namun sampai acara usai, Ardhan tak kunjung datang. Padahal ia sudah berjanji pada Iska akan menghadiri acara ulangtahun Iska.
“Ardhan nggak dateng juga Ka?” tanya Sasa.
“Enggak Sa. Padahal dia kemarin bilang mau dateng” kata Iska kecewa.
“Yah, positif thinking aja Ka. Siapa tau dia ada urusan mendadak” hibur Sasa.
“Iya kali Sa. Mungkin dia emang ada urusan yang lebih penting” jawab Iska menghibur diri sendiri.

Ketika Wanita Menangis . . . . .



Ketika wnaita menangis
Itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya
Melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya
Ketika wanita menangis
Itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung ait matanya
Ketika wanita menangis
Itu bukan karena dia ingin terlihat lemah
Melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat

(Let Go)

Love



Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali hanya dirinya
Cinta pun tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya
Cinta tidak dimiliki maupun memiliki
Karena cinta telah cukup untuk dicinta
(Kahlil Gibran)

Aku mencintaimu karena-Nya




Ya Allah . . . Jika aku mulai mencintainya, ijinkan kau hanya diam . . Jika aku mulai berangan tentangnya, ijinkan aku memendam . . Jika aku mulai berharap banyak akan hidupnya, ijinkan aku untuk memadamkan . . Rasa ini sungguh bagiku memalukan.
                Aku punya apa yang tak ia punya, aku rasa apa yang tak ia rasa, aku bilang pembodohan dalam cinta, dia bilang ini anugerah dari-Mu wahai Sang Penguasa rasa, aku ingin memendamnya dalam jiwa, dia ingin mengungkapkan yang tak kuharapkan ada.
                Ya Allah . . perbaikilah semuanya, jika dia mampu membawaku ke dalam singgasananya, singgasana para malaikat yang Kau cinta.
                Ya Allah . . aku ingin mencintainya karena-Mu, aku hanya ingin memilikinya atas izin-Mu, jauhkan dia dariku jika memang tak pantas untukku, tapi ijinkan aku menikmati sendiri ini dalam bisu tanpa ada yang tau, kecuali Engkau Sang Maha Mengetahui karena cintaku hanya ingin mengharap Ridho-Mu . . . .



(kutipan dari sebuah buku)