Best, you are my everything. Kita tau kalo kita udah sahabatan dari kelas 8 dan sekarang kita udah sama2 mau naik kelas 12. Kalo diitung2 kita udah 4 tahun'an mau 5 tahun sahabatan. Kita juga tau kalo persahabatan yang lebih dari 7 tahun insya Allah bakal bertahan selamanya. Aamiin!! Kita harus pertahanin persahabatan kita ini guys. Yah, walaupun diantara kita kadang ada yang suka ngilang sendiri2, tapi kita tetep usaha'in buat ngumpul walaupun jarang. Awalnya kita bentuk ada 5 orang, tapi seiring berjalannya waktu, kalian tau sendiri kan personilnya hilang dan akhirnya tinggal kita bertiga. Aku minta maaf kalo aku sering gak perhatian sama kalian, tapi aku nggak maksud apa-apa. Yah, tau sendiri kan kita punya kesibukan sendiri-sendiri. Pokoknya kalian best friend banget ({}) :* - Hafshah dan Rica - ^^
Welcome To My Blog
Translate
Jumat, 13 Juni 2014
Jumat, 31 Januari 2014
Thank You :)
Part 2
“Ka, beliin makana di toko depan
dong. Cepetan !” teriak Irghi dari dalam kamarnya.
“Ih ogah ah..beli aja sendiri!”
jawab Iska dengan teriak juga.
“Tolonglah, lagi sibuk nih” kata
Irghi lagi.
“Dibilang nggak mau ya nggak
mau” jawab Iska ketus. “Lagian kenapa nggak beli sendiri aja sih, Cuma di depan
rumah doang” gerutu Iska.
Tingtong.... Terdenagr suara
bel.
“Ghi bukain tuh. Siapa yang
dateng?” suruh Iska.
“Kamu aja sana. Kan uda aku
bilang aku lagi sibuk!” jawab Irghi.
“Dasar, sok sibuk lo!” timpal
Iska. Iska pun beranjak dari kegiatannnya dan turun untuk melihat siapa yang
datang.
“Eh kamu Sa? Ada apa ?” tanya
Iska setelah melihat yang datang adalah Sasa.
“Nggak papa, Cuma pingin main
aja. Abisnya boring di rumah hehe..” jawab Sasa.
“Oh.. Yaudah yuk masuk !” ajak
Iska. Mereka pun pergi ke kamar Iska.
“Yaudah yuk masuk !” ajak Iska.
Merkapun pergi ke kamar Iska.
“Ka, siapa yang dateng?” tanya
Irghi setelah sampai di depan pintu kamar Iska. “Oh, temenmu. Yaudah !” kata
Irghi lagi dan kembali ke kamarnya.
“Dasar aneh!” gumam Iska pada
Sasa.
“Ka, itu siapa?”
“Oh, itu kakak ku yang pernah
aku ceritain dulu.”
“Yang kamu bilang sok keren dan
sok wow itu?” tanya Sasa.
“Iya. Beneran kan ? Sok keren
banget tuh orang!” jawab Iska.
“Enggak kali Ka, dia emang
keren” kata Iska malu-malu. Iska menatap Sasa curiga.
“Ke..kenapa Ka?” kata Sasa
gagap.
“Jangan bilang kamu suka sama
dia?” tanya Iska penuh selidik.
“Eng..nggak kok Ka. Siapa juga
yang suka sama dia” jawab Sasa gugup.
“Enelan ? Mi apah ?” goda Iska
dengan logat alay.
“Se..swear deh Ka!”
“Bruahahaha...sumpah Sa mukamu
gokil abis. Liat mukamu berubah pucet gitu bikin geli Sa sumpah..haha” ledek
Iska sambil memegangi perutnya karena tak tahan lagi tertawa.
“Aah..resek lo Ka! Ngerjain aku
ya?” tanya Sasa kesal.
“Iya iya sorry. Abis mukamu lucu
banget kalo lagi kayak tadi’ jawab Iska masih menahan tawanya. Sasa
memanyunkan bibirnya. “Lagian no problem
kali Sa kalo kamu suka sama Irghi. Aku setuju kok. Sebenernya dia abis putus
sama pacarnya gara-gara pacarnya ketahuan selingkuh. Siapa tahu kamu bisa buat
dia lupain mantannya itu. Kasian dia” kata Iska serius.
“A..aku nggak suka kok Ka.
Beneran deh!” kata Sasa sedikit berbohong.
“Aduh Sa, aku tu udah kenal kamu lama. Jadi aku tahu gimana sikapmu kalo
lagi suka sama seseorang. Dan sikap mu tu sama waktu dulu kamu suka sama Angga
anak X 11” kata Iska meyakinkan.
“Yah aku berharap sih kamu bantu
dia buat lupain mantannya yang kurang ajar itu.”
“Tapi Ka..” kata-kata Sasa
terpotong.
“Udah-udah aku dukung kok” kata
Iska semangat.
***
Hari ini di sekoalh ada pemilihan
organisasi. Dimana murid-murid bebas memilih organisasi yang mereka sukai. Ada
beberapa organisasi yang ada, yaitu kesenian (band, teater), LBB, Sastra,
Jurnalistik, dan masih banyak lagi. Iska dan Sasa memutuskan untuk tidak
mengikuti organisasi yang sama, karena memang minat mereka berbeda. Iska suka
sesuatu yang berbau musik sehingga dia memilih untuk ikut band. Sedangkan Sasa,
ia lebih suka dengan hal yang berbau karangan sehingga dia masuk ke organisasi
satra.
“Hai Iska!” sapa Leo anak kelas
X 12.
“Oh, hai. Siapa ya?” tanya Iska
bingung karena ia tak merasa mengenal cowok ini. Secara ada 12 kelas di sekolah
ini dan nggak mungkin Iska menghafal semua murid kelas X.
“Aku Leo anak X 12”
“Oh ada apa? Tanya Iska ramah.
“Emm kamu ikut organisasi band
kan?” tanya cowok itu balik.
“Iya, emang kenapa?” tanya Iska.
“Gini, band kami kekurangan
vokalist nih. Aku denger suaramu bagus, jadi kamu mau nggak gabung ke band
kami?” tanya Leo.
“Emm gimana ya?” kata Iska
tampak berfikir. “Aku pikir-pikir dulu kali ya?” jawab Isk akhirnya.
“Oke kalo gitu. Kalo udah ada
jawabannya bilang ke aku ya?” kata Leo lagi.
“Oke sip” jawab Iska. Leo pun
oergi meninggalkan Iska.
“Dooorr..,” teriak Sasa dari
belakang.
“Ah kamu Sa, ngagetin aja deh”
tukas Iska kesal.
“Hehehe sorry Ka sorry. Abisnya,
ngapain sih kamu nelamun gitu? Awas kesambet loh” goda Sasa.
“Tadi ada cowok yang nawarin aku
gabung ke band-nya. Dan ternyata dia
temen sekelas Ardhan” jawabnya.
“Terus kamu terima nggak
tawarannya?”
“Aku sih belum jawab. Bingung”
Iska mengernyitkan dahinya.
“Terima aja Ka. Lagian kamu
belum dapet band kan semenjak masuk organisasi band?” ujar Sasa.
“Iya sih. Eh iya, dia kan temen
sekelas Ardhan, mungkin aku bisa tanya ke dia kenapa akhir-akhir ini aku jarang
liat Ardhan” kata Iska cepat.
“Oh iya Sa, soal Ardhan aku udah
tahu kenapa kemarin dia nggak dateng ke ulangtahunmu” tukas Sasa.
“Kenapa emang ?” tanya Iska
penasaran.
“Denger dari temennya sih dia
kemarin jalan sama cewek di taman. Tapi-nya nggak tahu taman mana” jawab Sasa.
“Cewek ? Siapa ?” tanya Iska
semakin penasaran.
“Nggak tahu, tapi denger-denger
sih anak X 10” awab Sasa nggak yakin. “Kalo nggak salah namanya Nin..Nindy, ya
namanya Nindy anak kelas X 10”
“Nindy?”
“Iya Nindy.”
“Yang mana sih orangnya?” tanya
Iska penasaran.
“Kok aku ngerasa jealous ya Sa?”
“Sabar Ka, mungkin emang bukan
jodohmu” kata Sasa menenangkan.
“Iya tapi dia tuh perhatian
banget sama aku. Dia tu kayak nunjukin kalo dia tu juga suka sama aku. Jadi
ngerasa diPHP-in aku Sa” kata Iska sambil meneteskan air mata.
“Udah Ka, cup cup. Masih banyak
kok cowok yang lebih baik dari dia” kata Sasa mencoba ngehibur Iska.
“Aku kecewa banget sama Ardhan
Sa” Iska mengusap air matanya.
“Yaudah Ka, mending kita
sekarang ke kantin aja. Laper nih aku, hehehe...” ajak Sasa dengan pupy
eyes-nya.
Mereka pun pergi dan berjalan
menuju kantin.
TBC (To Be Continue)
Thank You :)
Lanjutan part 1 ~>
“Ada apa kamu Iska ?” tanya Bu
guru.
“Oh, enggak papa kok Bu” jawab
Iska.
“Kalo gitu cepat kerjakan PR-mu
di depan !” suruh Bu guru.
“I..iya Bu” jawab Iska gugup.
Akhirnya pelajaran matematika
pun selesai. Iska hari ini tidak dijemput papanya karena papanya akan pulang
malam bersama mamanya.
“Iska!” panggil seseorang.
“Eh..Oh kenapa Sa ?” tany Iska
kepada orang itu yang ternyata adalah Sasa.
“Pulang bareng yuk !” ajak Sasa.
“Loh bukannya arah kita
berlawanan?” tanya Iska lagi.
“Iya emang, tapi kebetulan aku
mau ke toko yang ada di depan rumahmu itu loh” jawab Sasa. Di depan rumah Iska
memang ada toko swalayan yang cukup besar. Jadi nggak salah lagi kalau Irghi
sering menyuruhnya membelikan ini itu.
“Oh.. Oke deh “ jawab Iska
akhirnya.
Mereka pun puang bersama.
“Eh Sa, kamu tahu kan si Ardhan
?” tanya Iska.
“Iya tahu, kenapa Ka ?” balas
Sasa.
“Keren ya ? Kayaknya baik deh
orangnya” kata Iska sambil senyum-senyum ngebayangin wajah Ardhan.
“Ciyee..Kamu suka ya Ka ?” goda
Sasa.
“Ih apa sih kamu. Aku cuma kagum
doang kok” kata Iska.
“Ah yang bener ?” goda Sasa
lagi.
“Iya beneran deh. Tapi nggak
tahu juga sih hehehe...”
“Tuh kan bener. Ciyee” goda
Sasa. Mereka habiskan perjalanan pulang dengan bercanda.
Esoknya di sekolah, Iska dan
Sasa jalan bersama menuju kelas.
“Eh Ka itu si Ardhan anak X 12
itu an ?” kata Sasa sambil menyenggol bahu Iska.
“Iya. Ngapain coba di ruang
guru?”
“Nggak tahu juga “ jawab Iska
geleng-geleng.
“Tapi Ka...” kalimat Sasa
terpotong.
“Udah yuk masuk kelas! Udah
masuk nih” ajak Iska. Mereka pun masuk ke kelas.
“Pagi anak0anak. Hari ini kita
akan belajar tentang ikatan polar dan non polar.” Suara Pak Wawan guru kimia
sudah terdengar.
“Aish pelajaran yang paling
bikin ngantuk” celetuk Sasa.
“Iya..hoaaaamm “ Iska meng-iyakan.
Nggak tahu kenapa pelajaran terasa begitu lama bagi Iska dan Sasa. Mungkin bagi
murid-murid yang tidak menyukai pelajarna kimia merupakan hal yang sama.
Kriing....Bel istirahat
menyelamatkan mereka. Pak Wawan mengakhiri pelajaran engan meninggalkan PR yang
spontan langsung mendapat desahan dari para murid.
“Kenapa musti ada PR sih” desah
Sasa.
“Mana belum ngerti lagi
materinya” timpal Iska. “Yaudahlah mending ke kantin aja yuk ! Laper nih dari
tadi gara-gaa tadi pelajaran Pak Wawan bikin mual” ajak Iska.
“Yaudah yuk” jawab Sasa.
Mereka pun pergi ke kantin. Di
kantin Iska nggak sengaja bertemu dengan Ardhan, cowok kelas X 12 yang ditaksir
Iska.
“Hai Ardhan !” sapa Iska dengan
senyumnya.
“Oh..hai juga !” balas Ardhan
dengan senyumnya juga.
“Sendirian aja ?” tanya Iska
basa-basi.
“Iya nih, kamu ?” tanya Ardhan
balik.
“Oh aku sama Sasa. Dia lagi beli
minuman.”
“Owh, eh iya kamu Iska anak X 8
itu kan ?” tanya Ardhan.
“Iya, kok kamu tahu ?”
“Em tahu aja hehe...”
Sejak saat itu Iska dan Ardhan
menjadi akrab bahkan sampai tuker-tukeran nomor handphone. Mereka jadi sering
pergi bareng. Ardhan perhatian banget sama Iska sampai-sampai Iska berfikir
bahwa Ardhan juga menyukainya. Iska nggak pernah mengungkapkan perasaannya
kepada Ardhan. Hingga sesuatu terjadi.
“Ka gimana ?Udah kamu undang
semua kan?” tanya Sasa.
“Udah semua kok Sa” jawab Iska.
“Kamu nggak lupa ngundang Ardhan
juga kan ?”
“Enggak kok, aku nggak lupa.”
“Trus dia di mana sekarang ?
Udah jam segini kok belum dateng ?” tanya Sasa.
“Aku juga nggak tau, handphone-nya
juga nggak aktif” kata Iska khawatir.
“Coba deh kamu telfon dia lagi”
bujuk Sasa.
“Udah berkali-kali Sa” kata Iska
sedih.
“Yaudah Ka, acara udah mau
diulai tuh. Mendingan kita masuk aja!” ajak Sasa.
“Trus si Ardhan gimana?” tanya
Iska lagi.
“Udahlah nggak papa dia pasti
ngerti kok” hibur Sasa.
Acara tiup lilin pun dimulai.
Hari ini adalah hari ulangtahun Iska yang ke-16. Orang yang paling Iska
tunggun-tunggu adalah Ardhan, orang yang selama ini dia suka. Rencananya
setelah acara selesai, Iska mau mengungkapkan yang sebenernya kepada Ardhan.
Namun sampai acara usai, Ardhan tak kunjung datang. Padahal ia sudah berjanji
pada Iska akan menghadiri acara ulangtahun Iska.
“Ardhan nggak dateng juga Ka?”
tanya Sasa.
“Enggak Sa. Padahal dia kemarin
bilang mau dateng” kata Iska kecewa.
“Yah, positif thinking aja Ka.
Siapa tau dia ada urusan mendadak” hibur Sasa.
“Iya kali Sa. Mungkin dia emang
ada urusan yang lebih penting” jawab Iska menghibur diri sendiri.
Ketika Wanita Menangis . . . . .
Ketika wnaita menangis
Itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata
terampuhnya
Melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata
terakhirnya
Ketika wanita menangis
Itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi
membendung ait matanya
Ketika wanita menangis
Itu bukan karena dia ingin terlihat lemah
Melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat
(Let Go)
Love
Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali hanya dirinya
Cinta pun tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya
Cinta tidak dimiliki maupun memiliki
Karena cinta telah cukup untuk dicinta
(Kahlil Gibran)
Aku mencintaimu karena-Nya
Ya Allah . . . Jika aku mulai
mencintainya, ijinkan kau hanya diam . . Jika aku mulai berangan tentangnya,
ijinkan aku memendam . . Jika aku mulai berharap banyak akan hidupnya, ijinkan
aku untuk memadamkan . . Rasa ini sungguh bagiku memalukan.
Aku
punya apa yang tak ia punya, aku rasa apa yang tak ia rasa, aku bilang
pembodohan dalam cinta, dia bilang ini anugerah dari-Mu wahai Sang Penguasa
rasa, aku ingin memendamnya dalam jiwa, dia ingin mengungkapkan yang tak
kuharapkan ada.
Ya
Allah . . perbaikilah semuanya, jika dia mampu membawaku ke dalam
singgasananya, singgasana para malaikat yang Kau cinta.
Ya
Allah . . aku ingin mencintainya karena-Mu, aku hanya ingin memilikinya atas
izin-Mu, jauhkan dia dariku jika memang tak pantas untukku, tapi ijinkan aku
menikmati sendiri ini dalam bisu tanpa ada yang tau, kecuali Engkau Sang Maha
Mengetahui karena cintaku hanya ingin mengharap Ridho-Mu . . . .
(kutipan dari sebuah buku)
Langganan:
Postingan (Atom)